Setidaknya ada 8 proyek yang memancing kritik rakyat dan sebagian anggota DPR sendiri karena anggarannya yang terlalu besar dan urgensinya yang belum mendesak.
Pengadaan kalender DPR Rp 1,3 miliar di awal tahun sebelumnya adalah proyek pembukanya. Berikut 8 proyek kontroversial di komplek DPR
1. Pengadaan Kalender Rp 1,3 M
Di awal tahun 2012, DPR mengeluarkan kalender tahunan mereka. Kalender 13 halaman dan berisi foto-foto kegiatan pimpinan DPR ini dicetak dengan biaya 1,3 miliar rupiah.
Dana ini diperlukan untuk mencetak 11.200 eksemplar kalender, tiap anggota dewan mendapatkan 20 eksemplar kalender.
Setjen DPR membenarkan pagu anggaran percetakan kalender 2012 sebesar Rp 1,3 miliar. Namun setelah dilakukan proses pelelangan angka penawaran terendah yang dinyatakan sebagai pemenangnya adalah Rp 397.465.750.
Papan Selamat Datang DPR Rp 4,8 M
Di awal tahun 2012 DPR juga ingin menunjukkan kegiatan di dalam komplek Parlemen ke masyarakat. Mereka menganggarkan pembelian 2 unit layar LED berukuran 3x2 meter, sebagai papan pengumuman.
Melalui dua LED ini setiap kegiatan DPR dipaparkan kepada masyarakat yang melintas di depan dan belakang Gedung DPR.
Tidak tanggung-tanggung, biaya pemasangan layar berukuran 3x2 meter yang dipasang di atas tiang bulat setinggi 3 meter ini mencapai Rp 4,8 miliar rupiah.
Ruang rapat Banggar DPR Rp 20 M
Pada bulan Mei 2012, ruang rapat baru Banggar DPR yang menghabiskan Rp 20,3 miliar selesai dibangun dan siap dipergunakan. Proyek yang dimulai sejak akhir tahun 2011 ini menuai kontroversi.
Atas desakan masyarakat dan pimpinan DPR, Badan Kehormatan (BK) DPR melakukan investigasi terkait penggunaan furnitur impor di ruang rapat banggar ini. Kursi impor ruang Banggar telah diganti dengan kursi lokal dari Jepara. Demikian juga dengan perangkat wireless mic telah diganti dengan perangkat standar DPR.
Penghematan ruangan Banggar DPR pada akhirnya berkisar Rp 6 miliar. Namun karpet impor seharga Rp 980 juta dan IT system seharga Rp 7,9 miliar tidak diganti.
Renovasi Toilet DPR Rp 2 M
Di awal tahun 2012 DPR juga melakukan renovasi toilet. Sebanyak 220 toilet di Gedung Nusantara I DPR akan diganti dengan anggaran Rp 2 miliar. Namun karena kritik masyarakat proyek ini sempat dihentikan.
Pada bulan November 2012 diketahui proyek tersebut tetap berjalan. Menurut penelusuran Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), renovasi toilet di Gedung Nusantara I DPR pada akhirnya digelar dengan anggaran Rp 1,4 miliar.
Renovasi parkir motor Rp 3 M
Gedung DPR seperti tidak henti-hentinya membenahi diri. Proyek mahal lain adalah renovasi tempat parkir motor. Tempat parkir yang terletak di sebelah barat Gedung DPR ini akan diperluas dengan estimasi biaya mencapai 3 miliar rupiah.
Tempat parkir motor itu sendiri dirancang dua tingkat, dan mampu menampung lebih dari 2.000 motor perhari. Renovasi ini sudah selesai sejak pertengahan tahun 2012. Namun karena permasalahan pada proyek, parkir motor ini belum dibuka hingga saat ini.
Renovasi ruang kerja DPR Rp 6,2 M
Kesekjenan DPR berencana merenovasi ruang kerja anggota DPR dengan nilai proyek Rp 6,2 miliar. Namun rencana itu tak disetujui Ketua DPR Marzuki Alie dan sejumlah anggota DPR.
Secara khusus Ketua DPR meminta proyek ini ditunda. Proyek ini rencananya dimulai November 2012 lalu. Marzuki mengatakan ruangan anggota DPR tak perlu direnovasi hingga akhir 2014 nanti.
Pengamanan DPR Rp 13,1 M
Untuk mengamankan kawasan DPR sepanjang tahun 2013, Sekjen DPR sudah mempersiapkan penambahan bala pengamanan. Menurut data Fitra, Sekjen DPR secara khusus mengeluarkan anggaran Rp 13.168.706.600 untuk pengamanan DPR.
Pengamanan DPR terbagi dalam beberapa satuan. DPR dijaga oleh Pengamanan Dalam (Pamdal) DPR RI, baik PNS maupun outsourcing, dan sejumlah aparat polisi objek vital.
Mesin Fotokopi Rp 1,6 M
DPR juga dilengkapi dengan mesin fotokopi paling mutakhir mulai tahun 2012. Anggaran Rp 1,6 miliar dikucurkan untuk proyek ini.
Kini setiap sekretariat komisi dan ruang-ruang sekretariat fraksi telah dilengkapi mesin fotokopi keluaran terbaru. Berdasarkan data Fitra, pengadaan mesin fotokopi senilai Rp 1.667.500.000.
Pengadaan mesin fotokopi masuk dalam proyek akhir tahun DPR yang menelan total anggaran Rp 24.272.718.600.
Pengadaan kalender DPR Rp 1,3 miliar di awal tahun sebelumnya adalah proyek pembukanya. Berikut 8 proyek kontroversial di komplek DPR
1. Pengadaan Kalender Rp 1,3 M
Di awal tahun 2012, DPR mengeluarkan kalender tahunan mereka. Kalender 13 halaman dan berisi foto-foto kegiatan pimpinan DPR ini dicetak dengan biaya 1,3 miliar rupiah.
Dana ini diperlukan untuk mencetak 11.200 eksemplar kalender, tiap anggota dewan mendapatkan 20 eksemplar kalender.
Setjen DPR membenarkan pagu anggaran percetakan kalender 2012 sebesar Rp 1,3 miliar. Namun setelah dilakukan proses pelelangan angka penawaran terendah yang dinyatakan sebagai pemenangnya adalah Rp 397.465.750.
Papan Selamat Datang DPR Rp 4,8 M
Di awal tahun 2012 DPR juga ingin menunjukkan kegiatan di dalam komplek Parlemen ke masyarakat. Mereka menganggarkan pembelian 2 unit layar LED berukuran 3x2 meter, sebagai papan pengumuman.
Melalui dua LED ini setiap kegiatan DPR dipaparkan kepada masyarakat yang melintas di depan dan belakang Gedung DPR.
Tidak tanggung-tanggung, biaya pemasangan layar berukuran 3x2 meter yang dipasang di atas tiang bulat setinggi 3 meter ini mencapai Rp 4,8 miliar rupiah.
Ruang rapat Banggar DPR Rp 20 M
Pada bulan Mei 2012, ruang rapat baru Banggar DPR yang menghabiskan Rp 20,3 miliar selesai dibangun dan siap dipergunakan. Proyek yang dimulai sejak akhir tahun 2011 ini menuai kontroversi.
Atas desakan masyarakat dan pimpinan DPR, Badan Kehormatan (BK) DPR melakukan investigasi terkait penggunaan furnitur impor di ruang rapat banggar ini. Kursi impor ruang Banggar telah diganti dengan kursi lokal dari Jepara. Demikian juga dengan perangkat wireless mic telah diganti dengan perangkat standar DPR.
Penghematan ruangan Banggar DPR pada akhirnya berkisar Rp 6 miliar. Namun karpet impor seharga Rp 980 juta dan IT system seharga Rp 7,9 miliar tidak diganti.
Renovasi Toilet DPR Rp 2 M
Di awal tahun 2012 DPR juga melakukan renovasi toilet. Sebanyak 220 toilet di Gedung Nusantara I DPR akan diganti dengan anggaran Rp 2 miliar. Namun karena kritik masyarakat proyek ini sempat dihentikan.
Pada bulan November 2012 diketahui proyek tersebut tetap berjalan. Menurut penelusuran Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), renovasi toilet di Gedung Nusantara I DPR pada akhirnya digelar dengan anggaran Rp 1,4 miliar.
Renovasi parkir motor Rp 3 M
Gedung DPR seperti tidak henti-hentinya membenahi diri. Proyek mahal lain adalah renovasi tempat parkir motor. Tempat parkir yang terletak di sebelah barat Gedung DPR ini akan diperluas dengan estimasi biaya mencapai 3 miliar rupiah.
Tempat parkir motor itu sendiri dirancang dua tingkat, dan mampu menampung lebih dari 2.000 motor perhari. Renovasi ini sudah selesai sejak pertengahan tahun 2012. Namun karena permasalahan pada proyek, parkir motor ini belum dibuka hingga saat ini.
Renovasi ruang kerja DPR Rp 6,2 M
Kesekjenan DPR berencana merenovasi ruang kerja anggota DPR dengan nilai proyek Rp 6,2 miliar. Namun rencana itu tak disetujui Ketua DPR Marzuki Alie dan sejumlah anggota DPR.
Secara khusus Ketua DPR meminta proyek ini ditunda. Proyek ini rencananya dimulai November 2012 lalu. Marzuki mengatakan ruangan anggota DPR tak perlu direnovasi hingga akhir 2014 nanti.
Pengamanan DPR Rp 13,1 M
Untuk mengamankan kawasan DPR sepanjang tahun 2013, Sekjen DPR sudah mempersiapkan penambahan bala pengamanan. Menurut data Fitra, Sekjen DPR secara khusus mengeluarkan anggaran Rp 13.168.706.600 untuk pengamanan DPR.
Pengamanan DPR terbagi dalam beberapa satuan. DPR dijaga oleh Pengamanan Dalam (Pamdal) DPR RI, baik PNS maupun outsourcing, dan sejumlah aparat polisi objek vital.
Mesin Fotokopi Rp 1,6 M
DPR juga dilengkapi dengan mesin fotokopi paling mutakhir mulai tahun 2012. Anggaran Rp 1,6 miliar dikucurkan untuk proyek ini.
Kini setiap sekretariat komisi dan ruang-ruang sekretariat fraksi telah dilengkapi mesin fotokopi keluaran terbaru. Berdasarkan data Fitra, pengadaan mesin fotokopi senilai Rp 1.667.500.000.
Pengadaan mesin fotokopi masuk dalam proyek akhir tahun DPR yang menelan total anggaran Rp 24.272.718.600.